Metode rasio manfaat/biaya (benefit/cost, B/C) biasanya digunakan untuk mengevaluasi proyek- proyek umum (publik), karena sejumlah faktor khusus yang mempengaruhinya, yang tidak dijumpai pada usaha/proyek swasta. Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program. Dalam analisis benefit dan cost perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Metode B/C didefinisikan sebagai perbandingan (rasio) nilai ekivalen dari manfaat terhadap nilai ekivalen dari biaya-biaya. Metode nilai ekivalen yang biasa digunakan adalah PW dan AW
8.1 Prespektif dan terminologi untuk menganalisis proyek-proyek publik
Nama lain rasio B/C adalah rasio investasi-penghematan. Secara umum, metode rasio B/C dapat membantu penggunanya untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan, menambah alternatif atau pilihan dan mengurangi biaya alternatif yang tidak efektif. Berdasarkan definisinya, rasio B/C dapat dihitung dengan persamaan berikut:
a. Konvesional (PW)
b. Termodifikasi (PW)
c. Konvensional (AW)
d. Termodifikasi (AW)
8.2 Proyek yang melikuidasi sendiri
Proyek yang melikuidasi sendiri (self liquidating project) adalah proyek-proyek yang menghasilkan pendapatan langsung yang cukup untuk membayarkan semua biaya yang dikeluarkannya untuk periode waktu tertentu. Proyek jenis ini diharapkan menghasilkan pendapatan yang melebihi biaya-biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak menarik keuntungan dan tidak dikenak an pajak pendapatan.
8.3 Proyek serbaguna
Proyek-Proyek Multiguna/Serbaguuna
Tiga kesulitan utama akibat beragamnya tujuan proyek adalah:
· Penentuan alokasi dana (biaya) untuk masing-masing tujuan.
· Konflik kepentingan antara beberapa tujuan proyek, sehingga harus dilakukan kompromi dalam menetapkan suatu keputusan. Keputusan yang di buat akan mempengaruhi tingkat manfaat yang dihasilkan dari proyek.
· Sangat sensitif terhadap masalah-masalah politik.
8.4 Kesulitan dalam evaluasi proyek-proyek sektor public
Kesulitan yang dihadapi dalam mengevaluasi kelayakan ekonomi dan membuat keputusan yang berkaitan dengan proyek-proyek publik adalah:
· Tidak ada standar keuntungan yang digunakan untuk mengukur kefektifan keuangan.
· Sulit mengukur pengaruh keuangan atas manfaat dari proyek-proyek tersebut.
· Hubungan antara proyek dengan publik, sebagai pemilik proyek, sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
· Pengaruh politis yang besar jika proyek menggunakan dana publik.
· Tidak ada dorongan atau stimulus untuk meningkatkan efektivitas operasi.
· Proyek publik lebih sering dikenakan pembatasan-pembatasan daripada proyek swasta.
· Kemampuan badan-badan pemerintah untuk menghasilkan modal lebih terbatas dari pada perusahaan swasta.
· Tingkat bunga untuk menghitung manfaat dan biaya proyek sangat konttroversial dan sensitif secara politis.
8.5 Benefit Rasio
Secara teoritis, benefit Cost Ratio merupakan sebuah perbandingan antara semua nilai benefit terhadap semua nilai pengorbanan atau biaya. Secara matematis, dapat dituliskan melalui persamaan sebagai berikut :
BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari Pengorbanan atau biaya)
Nilai sekarang atau present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang. Sebagai gambaran adalah jika anda ingin memiliki uang sebesar 100 juta tiga tahun mendatang dengan tingkat inflasi 7% per tahun, maka berapa uang yang harus anda persiapkan dari sekarang?
8.6 Evaluasi proyek-proyek independent dengan BCR
Dengan menggunakan rumus present value, anda akan dapat menentukan berapa uang yang harus anda tabung untuk mendapatkan uang sebesar Rp.100 juta tiga tahun ke depan.
Nilai present value ini dapat kita hitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
PV = Fn/ ( 1 + r ) n
Dimana :
Fn = Future value ( nilai pada akhir tahun ke n ) PV = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bungan = Jumlah Waktu ( tahun )
Sedangkan pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR yang ditentukan sebagai berikut :
Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga proyek tersebut dapat diterima atau layak (feasible).
Sebaliknya jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not feasible).
Sumber
http://nikabon.blogspot.com/2010/06/evaluasi-kelayakan-proyek-menggunakan.html
Kamis, 02 Januari 2020
Membandingkan alternatif alternatif
7.1 Konsep-Konsep Dasar Untuk Membandingkan Alternatif Alternatif membutuhkan modal investasi minimum dan menghasilkan hasil-hasil yang memuaskan akan dipilih kecuali jika modal tambahan yang dibutuhkan oleh alternatif dengan investasi lebih besar dinilai menguntungkan berdasarkan penghematan atau keuntungan tambahan. Modal tambahan didefinisikan sebagai selisih modal antara alternatif dengan modal investasi lebih besar dengan alternatif dengan modal yang lebih kecil. Departemen Teknik Kimia V- 1
2 Alternatif dibedakan menjadi dua jenis :
1. Alternatif investasi, adalah alternatif dengan investasi modal awal yang menghasilkan aliran kas positif dari peningkatan pendapatan, penghematan melalui pengurangan biaya, atau keduanya.
2. Alternatif biaya, adalah alternatif dengan semua aliran kas negatif kecuali nilai sisa aset pada akhir umur proyek (Situasi ini terjadi jika suatu organisasi harus melakukan suatu tindakan dan keputusan yang melibatkan cara paling ekonomis dalam melakukannya). Departemen Teknik Kimia V- 2
3 Contoh
1. Alternatif investasi Alternatif A B Investasi modal -$60,000 -$73,000 Pendapatan dikurangi biaya tahunan 22,000 26,225 Dengan MARR 10% per tahun, nilai PW adalah: PW(10%) A = -$60,000 + $22,000(P/A,10%,4) = $9,738 PW(10%) B = -$73,000 + $26,225(P/A,10%,4) = $10,131 Karena PW A > 0 pada i = MARR alternatif A harus dipilih kecuali jika modal tambahan yang dialami alternatif B dinilai menguntungkan. Departemen Teknik Kimia V- 3
4 Diagram aliran kas: Alternatif A A=$22,00 Alternatif B A=$26,225 Alternatif B - alternatif A A=$4, =N =N =N -$60,000 -$73,000 -$13,000 Gambar 5.1 Diagram aliran kas untuk alternatif A, B dan selisihnya. Oleh karena itu perlu dievaluasi keuntungan tambahan yang didapatkan dari menginvestasikan modal tambahan $13,000 pada alternatif B, yaitu: PW(10%) B - A = -$13,000 + $4,225(P/A,10%,4) = $393 atau PW(10%) B - A = $10,131 - $9,738 = $393 Departemen Teknik Kimia V- 4
5 Karena PW dari selisih investasi alternatif B terhadap A > 0, maka tambahan modal yang diinvestasikan alternatif B menguntungkan, sehingga alternatif B yang harus dipilih. Alternatif biaya Diagram aliran kas dari alternatif C dan D serta selisih tahun demi tahun dari keduanya disajikan pada gambar di bawah ini. Alternatif Akhir tahun ke C D 0 -$380,000 -$415, ,100-27, ,100-27, ,100-27,400 3 a 0 26,000 Departemen Teknik Kimia V- 5
6 Alternatif C 1 2 3=N Alternatif D $26, =N Alternatif D minus alternatif C $38,700 -$38,100 -$39,100 -$40,100 A =-$27,400 $10,700 $11,700 -$380,000 -$415,000 -$35, =N Gambar 5.2 Diagram aliran kas untuk alternatif C, D dan selisihnya. Alternatif C, dengan investasi modal lebih kecil, harus dipilih kecuali jika modal tambahan atas alternatif D bernilai ekonomis. Dengan MARR 10%, PW(10%)) C = -$477,077; PW(10%)) D = -$463,607. Departemen Teknik Kimia V- 6
7 Alternatif D dipilih karena nilai PW dari biaya-biaya yang lebih kecil. PW netto yang dihasilkan dengan menginvestasikan tambahan $35,000 dari alternatif D adalah = -$463,607 (-$477,077) = $13,470.
7.2 Periode Studi
Periode Analisis Periode studi adalah waktu yang dipilih untuk membandingkan alternatif yang saling meniadakan (mutually exclusive). Umur manfaat alternatif yang dibandingkan, relatif terhadap periode analisis yang dipilih, dapat melibatkan dua situasi : 1. Kasus 1 : umur manfaat sama untuk semua alternatif dan sama dengan periode analisis. 2. Kasus 2 : umur manfaat antar alternatif berbeda dan sekurang-kurangnya umur manfaat dari satu alternatif tidak sama dengan periode analisis.(periode analisis harus sama dalam membandingkan alternatif, sehingga untuk kasus ini untuk mempermudah analisis digunakan DUA ASUMSI yaitu asumsi perulangan dan asumsi pengakhiran). Departemen Teknik Kimia V- 8.
ASUMSI PERULANGAN melibatkan dua kondisi utama: 1. Periode analisis dianggap tak berhingga atau sama dengan kelipatan persekutuan darri umur manfaat alternatif. 2. Konsekuensi ekonomi yang diperkirakan terjadi pada alternatif di awal periode analisis juga terjadi sepanjang periode. ASUMSI PENGAKHIRAN menggunakan periode studi (analisis) terbatas dan identik untuk semua alternatif. Untuk itu dilakukan perkiraan aliran kas untuk alternatif yang memiliki umur manfaat yang berbeda dengan periode analisis.
73. Kasus 1: umur manfaat sama dengan periode studi
Umur Manfaat Sama dengan Periode Analisis Metode Nilai Ekivalen Dilakukan dengan mengubah semua aliran kas kedalam nilai ekivalen sekarang, tahunan maupun akan datang (PW, AW, FW) untuk semua alternatif berdasarkan investasi total dengan tingkat pengembalian sama dengan MARR. Peringkat keekonomian dari alternatif yang dibandingkan akan sama untuk ketiga metode. Untuk alternatif A dan B jika PW(i) A < PW(i) B maka AW(i) A < AW(i) B dan FW(i) A < FW(i) B Untuk alternatif investasi, alternatif dengan nilai ekivalen positif terbesar yang dipilih. Sedangkan untuk alternatif biaya, alternatif dengan nilai ekivalen negatif terkecil yang dipilih.
7.4 Kasus 2: umur manfaat sama dengan periode studi
Suatu perusahaan berencana memasang mesin pencetak plastik (plastic-molding press) otomatis yang baru. Tersedia 4 mesin yang berbeda. Investasi modal awal dan pengeluaran tahunan untuk keempat alternatif ditunjukkan oleh tabel di bawah ini. Setiap mesin memproduksi jumlah unit yang sama, oleh karena itu, pemilihan alternatif tidak tergantung pendapatan. Semua alat tidak memiliki niali sisa pada akhir umur manfaatnya dan periode analisis yang dipilih adalah 5 tahun. MARR yang diharapkan adalah 10% sebelum pajak
7.5 Perbandinggan alternatif-alternatif investasi yang bersifat ekslusif investasi yang bersifat ekslusif satu sama lain dalam hal kombinasi proyek.
Mendefinisikan Alternatif Investasi dalam Bentuk Kombinasi Proyek Peluang investasi (proyek) dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Mutually exclusive: proyek yang dipilih paling banyak hanya satu.
2. Independent (bebas): pilihan atas suatu proyek tidak tergantung pada pilihan dari proyek lain di dalam kelompok, sehingga bisa dipilih satu atau semua atau beberapa dari proyek yang ada.
3. Contingent (bergantung): pemilihan suatu proyek tergantung pada pilihan satu atau lebih proyek lain.
Sumber
https://docplayer.info/40488411-Perbandingan-alternatif-perbandingan-alternatif.html
https://docplayer.info/44359143-Ekonomi-teknik-pemilihan-alternatif2-ekonomi-teknik-industri-ub.html
2 Alternatif dibedakan menjadi dua jenis :
1. Alternatif investasi, adalah alternatif dengan investasi modal awal yang menghasilkan aliran kas positif dari peningkatan pendapatan, penghematan melalui pengurangan biaya, atau keduanya.
2. Alternatif biaya, adalah alternatif dengan semua aliran kas negatif kecuali nilai sisa aset pada akhir umur proyek (Situasi ini terjadi jika suatu organisasi harus melakukan suatu tindakan dan keputusan yang melibatkan cara paling ekonomis dalam melakukannya). Departemen Teknik Kimia V- 2
3 Contoh
1. Alternatif investasi Alternatif A B Investasi modal -$60,000 -$73,000 Pendapatan dikurangi biaya tahunan 22,000 26,225 Dengan MARR 10% per tahun, nilai PW adalah: PW(10%) A = -$60,000 + $22,000(P/A,10%,4) = $9,738 PW(10%) B = -$73,000 + $26,225(P/A,10%,4) = $10,131 Karena PW A > 0 pada i = MARR alternatif A harus dipilih kecuali jika modal tambahan yang dialami alternatif B dinilai menguntungkan. Departemen Teknik Kimia V- 3
4 Diagram aliran kas: Alternatif A A=$22,00 Alternatif B A=$26,225 Alternatif B - alternatif A A=$4, =N =N =N -$60,000 -$73,000 -$13,000 Gambar 5.1 Diagram aliran kas untuk alternatif A, B dan selisihnya. Oleh karena itu perlu dievaluasi keuntungan tambahan yang didapatkan dari menginvestasikan modal tambahan $13,000 pada alternatif B, yaitu: PW(10%) B - A = -$13,000 + $4,225(P/A,10%,4) = $393 atau PW(10%) B - A = $10,131 - $9,738 = $393 Departemen Teknik Kimia V- 4
5 Karena PW dari selisih investasi alternatif B terhadap A > 0, maka tambahan modal yang diinvestasikan alternatif B menguntungkan, sehingga alternatif B yang harus dipilih. Alternatif biaya Diagram aliran kas dari alternatif C dan D serta selisih tahun demi tahun dari keduanya disajikan pada gambar di bawah ini. Alternatif Akhir tahun ke C D 0 -$380,000 -$415, ,100-27, ,100-27, ,100-27,400 3 a 0 26,000 Departemen Teknik Kimia V- 5
6 Alternatif C 1 2 3=N Alternatif D $26, =N Alternatif D minus alternatif C $38,700 -$38,100 -$39,100 -$40,100 A =-$27,400 $10,700 $11,700 -$380,000 -$415,000 -$35, =N Gambar 5.2 Diagram aliran kas untuk alternatif C, D dan selisihnya. Alternatif C, dengan investasi modal lebih kecil, harus dipilih kecuali jika modal tambahan atas alternatif D bernilai ekonomis. Dengan MARR 10%, PW(10%)) C = -$477,077; PW(10%)) D = -$463,607. Departemen Teknik Kimia V- 6
7 Alternatif D dipilih karena nilai PW dari biaya-biaya yang lebih kecil. PW netto yang dihasilkan dengan menginvestasikan tambahan $35,000 dari alternatif D adalah = -$463,607 (-$477,077) = $13,470.
7.2 Periode Studi
Periode Analisis Periode studi adalah waktu yang dipilih untuk membandingkan alternatif yang saling meniadakan (mutually exclusive). Umur manfaat alternatif yang dibandingkan, relatif terhadap periode analisis yang dipilih, dapat melibatkan dua situasi : 1. Kasus 1 : umur manfaat sama untuk semua alternatif dan sama dengan periode analisis. 2. Kasus 2 : umur manfaat antar alternatif berbeda dan sekurang-kurangnya umur manfaat dari satu alternatif tidak sama dengan periode analisis.(periode analisis harus sama dalam membandingkan alternatif, sehingga untuk kasus ini untuk mempermudah analisis digunakan DUA ASUMSI yaitu asumsi perulangan dan asumsi pengakhiran). Departemen Teknik Kimia V- 8.
ASUMSI PERULANGAN melibatkan dua kondisi utama: 1. Periode analisis dianggap tak berhingga atau sama dengan kelipatan persekutuan darri umur manfaat alternatif. 2. Konsekuensi ekonomi yang diperkirakan terjadi pada alternatif di awal periode analisis juga terjadi sepanjang periode. ASUMSI PENGAKHIRAN menggunakan periode studi (analisis) terbatas dan identik untuk semua alternatif. Untuk itu dilakukan perkiraan aliran kas untuk alternatif yang memiliki umur manfaat yang berbeda dengan periode analisis.
73. Kasus 1: umur manfaat sama dengan periode studi
Umur Manfaat Sama dengan Periode Analisis Metode Nilai Ekivalen Dilakukan dengan mengubah semua aliran kas kedalam nilai ekivalen sekarang, tahunan maupun akan datang (PW, AW, FW) untuk semua alternatif berdasarkan investasi total dengan tingkat pengembalian sama dengan MARR. Peringkat keekonomian dari alternatif yang dibandingkan akan sama untuk ketiga metode. Untuk alternatif A dan B jika PW(i) A < PW(i) B maka AW(i) A < AW(i) B dan FW(i) A < FW(i) B Untuk alternatif investasi, alternatif dengan nilai ekivalen positif terbesar yang dipilih. Sedangkan untuk alternatif biaya, alternatif dengan nilai ekivalen negatif terkecil yang dipilih.
7.4 Kasus 2: umur manfaat sama dengan periode studi
Suatu perusahaan berencana memasang mesin pencetak plastik (plastic-molding press) otomatis yang baru. Tersedia 4 mesin yang berbeda. Investasi modal awal dan pengeluaran tahunan untuk keempat alternatif ditunjukkan oleh tabel di bawah ini. Setiap mesin memproduksi jumlah unit yang sama, oleh karena itu, pemilihan alternatif tidak tergantung pendapatan. Semua alat tidak memiliki niali sisa pada akhir umur manfaatnya dan periode analisis yang dipilih adalah 5 tahun. MARR yang diharapkan adalah 10% sebelum pajak
7.5 Perbandinggan alternatif-alternatif investasi yang bersifat ekslusif investasi yang bersifat ekslusif satu sama lain dalam hal kombinasi proyek.
Mendefinisikan Alternatif Investasi dalam Bentuk Kombinasi Proyek Peluang investasi (proyek) dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Mutually exclusive: proyek yang dipilih paling banyak hanya satu.
2. Independent (bebas): pilihan atas suatu proyek tidak tergantung pada pilihan dari proyek lain di dalam kelompok, sehingga bisa dipilih satu atau semua atau beberapa dari proyek yang ada.
3. Contingent (bergantung): pemilihan suatu proyek tergantung pada pilihan satu atau lebih proyek lain.
Sumber
https://docplayer.info/40488411-Perbandingan-alternatif-perbandingan-alternatif.html
https://docplayer.info/44359143-Ekonomi-teknik-pemilihan-alternatif2-ekonomi-teknik-industri-ub.html
Aplikasi-aplikasi Hubungan Nilai Uang Terhadap Waktu (sambungan)
6.1 Payback Period
Pengertian Payback Period menurut Abdul Choliq (2004) adalah Cara untuk mengembalikan suatu modal yang telah dikluarkan pada sebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu, dan dilakukan melalui keuntungan yang diperoleh pada proyek yang telah direncanakan.
Pengertian Payback Period menurut Abdul Choliq (2004) adalah Cara untuk mengembalikan suatu modal yang telah dikluarkan pada sebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu, dan dilakukan melalui keuntungan yang diperoleh pada proyek yang telah direncanakan.
6.2 Investment Balance Diagram
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan.
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan.
6.3 Contoh investasi modal
Investasi modal adalah investasi yang digunakan untuk menjelaskan rencana manajer untuk mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai proyek-proyek yang memilliki implikasi jangka panjang. Investasi tidak hanya mencakup penanaman dana, tetapi pembelian barang dagangan dan peralatan merupakan investasi. Dalam hal ini, manajer harus secara hati-hati memilih proyek yang menjanjikan kembailan masa mendatang yang paling besar. Kepiawaian para manajer untuk membuat keputusan investasi modal merupakan faktor yang paling penting yang berpengaruh terhadapa perusahaan dalam jangka panjang.
Investasi modal adalah investasi yang digunakan untuk menjelaskan rencana manajer untuk mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai proyek-proyek yang memilliki implikasi jangka panjang. Investasi tidak hanya mencakup penanaman dana, tetapi pembelian barang dagangan dan peralatan merupakan investasi. Dalam hal ini, manajer harus secara hati-hati memilih proyek yang menjanjikan kembailan masa mendatang yang paling besar. Kepiawaian para manajer untuk membuat keputusan investasi modal merupakan faktor yang paling penting yang berpengaruh terhadapa perusahaan dalam jangka panjang.
Contoh kasus :
Aloha Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi
komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya
sebesar Rp2.500.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis
selama 5 tahun tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, Aloha mengharapkan
pendapatan kas sebesar Rp5.000.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp
4.000.000,00. Diminta:
a. Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!
Jawab:
Arus kas bersih/tahun = arus kas masuk - arus kas keluar
= Rp5.000.000 - Rp4.000.000
= Rp1.000.000,00 per tahun
a. Payback period = Rp2.500.000/Rp1.000.000 per tahun
= 2,5 tahun
= 2 tahun 5 bulan
6.4 Contoh kesempatan investasi industri besar
Contoh Kasus :
Indonesia saat ini memiliki status wilayah perairan yang paling sehat dibandingkan berbagai wilayah perairan lainnya di Asia.
Oleh karena itulah potensi bisnis dan industri perikanan Indonesia juga snagat besar dan menantang bagi pengusaha Jepang.
Contoh Kasus :
Indonesia saat ini memiliki status wilayah perairan yang paling sehat dibandingkan berbagai wilayah perairan lainnya di Asia.
Oleh karena itulah potensi bisnis dan industri perikanan Indonesia juga snagat besar dan menantang bagi pengusaha Jepang.
“Status Indonesia saat ini paling sehat dibandingkan wilayah perairan manapun di Asia saat ini,” ungkap Nilanto Perbowo, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan khusus kepada Tribunnews.com sore ini (23/8/2017).
Oleh karena itu peluang usaha dan bisnis serta investasi pengusaha dan industri Jepang ke Indonesia juga menjadi luar biasa besar sebenarnya, tekannya lagi.
“Meskipun demikian dari segi Co-chain system di Indonesia tampaknya masih tertinggal dibandingkan China. Namun Indonesia dengan jumlah nelayan yang sangat luas dan banyak nelayan tersebar di pelosok, menjadi kesempatan emas investasi Jepang untuk bergerak mulai dari penguatan co chain system sampai ke produk jadi nantinya.”
Misalnya penggunaan es pembeku di dalam Cold Storage (CS) dengan berbagai energy baik listrik hybrid, solar cell dan lainnya dapat tersebar di Indonesia.
“Dengan ukuran mislanya 50-100 ton mudah dapat ikan dapat lebih banyak ukuran lebih besar. Apabila ada system tempat penyimpanan CS yang lebih baik, dan ini memang diijinkan pemerintah, dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain kan bisa dikumpulkan, lalu dengan container bisa dikirimkan ke pelabuhan tujuan.”
Bangun CS di berbagai pantai Indonesia Timur juga bagus daripada barat dan tengah karena di timur masih lebih sedikit. Lalu dikumpulkan jadi satu container kirim ke pelabuhan berikut, ini bisnis yang bagus, tambahnya.
“Kita sekarang harapkan investor datang ke Indonesia di samping produksi ikan ekspor utuh juga yang sudah diproses. Ikan proses identik pembekuan. Sementara beberapa daerah perlu teknologi pasca panen mudah dilaksakan. Nah Jepang punya teknologi dan metodologimnya. Kesempatan bagus untuk tangkap menjadi peluang yang lebih baik.”
Investasi baru untuk Indonesia, menurutnya di daerah timur lebih baik karena pemerintah mendorong pembanguna dari wilayah luar, baru masuk ke dalam. Mendorong agar tidak terkonsentrasi di Jawa.
“Sementara stok ikan yang baik di Jawa Riau Kalteng Kalsel, mereka para nelayan kini bahagia karena dapat ikan yang baik dalam waktu pendek singkat daripada masa lalu. Sedangkan yang di Timur lebih bagus karena sifat oceanografis berbeda. Karakter timur lautnya jauh lebih dalam, kekayaan nutrisi plankton yang kaya membuat ikan subur baik, juga dikenal laut banda jalur sebagai migrasi pasifik hindia dan sebaliknya, sehingga ikan-ikan kita di timur sangat baik,” paparnya lebih lanjut.
Sumber
https://julrahmatiyalfajri.wordpress.com/2014/07/10/payback-period-dan-penjelasannya/
Sumber
https://julrahmatiyalfajri.wordpress.com/2014/07/10/payback-period-dan-penjelasannya/
5 . Aplikasi Hubungan Nilai Uang Terhadap Waktu
5.1 Tingkat Pengembalian Minimum
Tingkat pengembalian minimum yang diinginkan / Minimum attractive rate of return (MARR) merupakan indikator dalam pengambilan keputusan manajemen dari beberapa pertimbangan. Di antara pertimbangan tersebut, sebagai berikut :
1. Jumlah uang yang tersedia untuk investasi, dan sumber serta biaya dari dana tersebut (yaitu dana ekuitas atau dana pinjaman).
2. Jumlah proyek baik yang tersedia untuk investasi dan keperluannya (yaitu apakah mempertahankan operasi yang ada sekarang dan bersifat esensial atau memperluas operasi sekarang dan bersifat elektif).
3. Besarnya resiko yang dirasakan sehubungan dengan peluang-peluang investasi menjadi ada untuk perusahaan dengan biaya diperkirakan untuk mengelola proyek-proyek dalam cakrawala perencanaan pendek terhadap cakrwala perencanaan panjang.
4. Jenis organisasi yang terlihat (yaitu pemerintah, utilitas public, atau industri kompetitif).
Dalam teori MARR yang sering disebut sebagai tingkat tariff (hurdle rate) harus lah di pilih untuk memaksdimumkan kesejahteraan ekonomis suatu organisasi, sesuai dengan jenis-jenis pertimbangan di atas. Suatu pendekatan popular dalam menentukan MARR melibatkan titik pandang biaya kesempatan (opportunity cost), dan hal ini berakibat pada fenomena pencatuan modal (capital rationing). Pencatuan modal terjadi apabila manajemen memutuskan untuk membatasi modal yang diinvestasikan. Situasi ini dapat terjadi apabila jumlah modal yang tersedia tidak mencukupi untuk mendukung semua kesempatan investasi yang menguntungkan.
5.2 Net Present Value
NPV (Net Present Value) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakansocial opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biayainvestasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
Sebelum masuk ke dalam NPV, sebelumnya haruslah dikenal apa itu PV. Hal ini karena dalam menghitung keuntungan biasanya diketahui dulu arus kas dalam sebuah program. Present value (PV) adalah arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus :
Suku bunga yang dipakai harus sejalan (satuan yang sama) dengan waktu arus kas. Bila waktu arus kas dalam satuan tahun, maka suku bunga juga dalam periode satu tahun, demikian pula bila waktunya dalam satuan bulan.
PV (present value) merupakan nilai sejumlah uang sekarang yang merupakan ekivalensi dari sejumlah cash flow tertentu pada periode tertentu dengan tingkat suku bunga tertentu. Fungsi ini berguna untuk menghitung nilai sekarang (present value) dari suatu deret angsuran seragam di masa yang akan datang dan suatu jumlah tunggal yang telah disama-ratakan pada akhir periode pada suatu tingkat bunga. Perbedaan utama antara fungsi PV dan NPV adalah: PV bisa digunakan pada awal atau akhir periode dari suatu aliran kas, PV mengharuskan semua nilai sama, sedangkan NPV nilai-nilai bisa bervariasi. Sedangkan Rumus dari NPV adalah :
NPV = PVinvestasi + PVpenerimaan
Atau
NPV = Ao + (A1 / (1 + r))
dimana :
Ao = nilai awal investasi
A1 = nilai penerimaan dari investasi
r = tingkat suku bunga yang relevan.
Sebagai contoh :
Suatu proyek dengan dengan investasi sebesar Rp. 7.000.000.000 dan tingkat bunga yang relevan sebesar 18%. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai sebesar Rp. 10.000.000.000. Maka berapakah besarnya net present value yang akan dihasilkan?
PVpenerimaan = 10.000.000.000 / ( 1 + 0.18 )1 = Rp. 8.474.000.000
Pvinvestasi = 8.000.000.000 / (1 + 0,18) 0 = 8.000.000.000
Maka Net Present Value yang dihasilkan adalah
NPV = Pvinvestasi + Pvpenerimaan
NPV = - 8.000.000.000 + 8.474.000.000 = Rp. 470.000.000
Arti perhitungan NPV
Langkah menghitung NPV:
1. Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,
2. Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
3. Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan.
Keunggulan NPV = menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of money).
Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas keluar.
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
2. Informasi terebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih) suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa produk lama akan “termakan” sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,
3. Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.
5.3 Future Worth Value
Future Worth atau nilai kelak adalah nilai sejumlah uang pada masa yang akan datang, yang merupakan konversi sejumlah aliran kas dengan tingkat suku bunga tertentu.
5.4 Annual Worth Value
Annual Worth atau nilai tahunan adalah sejumlah serial cash flow yang nilainya seragam setiap periodenya. Nilai tahunan diperoleh dengan mengkonversikan seluruh aliran kas ke dalam suatu nilai tahunan (anuitas) yang seragam.
5.5 Internal Rate Of Return
Internal Rate of Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang.
rumus:
IRR = lower discount rate + (NPV at lower % rate / distance between 2 NPV) * (Higher % rate - Lower % rate)
Contoh 1:
Sebuah proyek ini diharapkan memiliki Net Present Value dari $ 865 pada tingkat diskonto 20% dan NPV negatif dari $ 1.040 pada tingkat diskonto 22%. Hitung IRR.
Penyelesaian:
Jarak antara 2 NPV = 865 + 1040 = $ 1.905
IRR = + 20% (865 / 1905) * (22% - 20%) = 20,91%
Contoh 2:
Informasi berikut berhubungan dengan proyek investasi Venture Ltd:
Net Present Value (NPV) dengan biaya 25% dari modal: $ 1.714
NPV pada biaya 30% dari modal: ($ 2937) Hitung Internal Rate of Return.
Penyelesaian:
Jarak antara 2 NPV = 1714 + 2937 = $ 4.651
IRR = + 25% (1714 / 4651) * (30% - 25%) = 26,84%
Jika IRR lebih besar dari biaya modal, terima proyek tersebut.
Jika IRR kurang dari biaya modal, tolak proyek tersebut.
5.6 External Rate Of Return
Tingkat eksternal pengembalian adalah tingkat pengembalian di mana nilai sekarang dari serangkaian arus kas akan menjadi nol, di mana semua uang tunai mengalir dalam selama proyek tersebut diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian tambahan
http://sasongkotriananda.blogspot.co.id/2016/11/ekonomi-teknik-irr-dan-npv.html
https://kelincicoklatdiary.wordpress.com/2010/10/14/net-present-value-npv-dan-internal-rate-of-return-irr/
Tingkat pengembalian minimum yang diinginkan / Minimum attractive rate of return (MARR) merupakan indikator dalam pengambilan keputusan manajemen dari beberapa pertimbangan. Di antara pertimbangan tersebut, sebagai berikut :
1. Jumlah uang yang tersedia untuk investasi, dan sumber serta biaya dari dana tersebut (yaitu dana ekuitas atau dana pinjaman).
2. Jumlah proyek baik yang tersedia untuk investasi dan keperluannya (yaitu apakah mempertahankan operasi yang ada sekarang dan bersifat esensial atau memperluas operasi sekarang dan bersifat elektif).
3. Besarnya resiko yang dirasakan sehubungan dengan peluang-peluang investasi menjadi ada untuk perusahaan dengan biaya diperkirakan untuk mengelola proyek-proyek dalam cakrawala perencanaan pendek terhadap cakrwala perencanaan panjang.
4. Jenis organisasi yang terlihat (yaitu pemerintah, utilitas public, atau industri kompetitif).
Dalam teori MARR yang sering disebut sebagai tingkat tariff (hurdle rate) harus lah di pilih untuk memaksdimumkan kesejahteraan ekonomis suatu organisasi, sesuai dengan jenis-jenis pertimbangan di atas. Suatu pendekatan popular dalam menentukan MARR melibatkan titik pandang biaya kesempatan (opportunity cost), dan hal ini berakibat pada fenomena pencatuan modal (capital rationing). Pencatuan modal terjadi apabila manajemen memutuskan untuk membatasi modal yang diinvestasikan. Situasi ini dapat terjadi apabila jumlah modal yang tersedia tidak mencukupi untuk mendukung semua kesempatan investasi yang menguntungkan.
5.2 Net Present Value
NPV (Net Present Value) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakansocial opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biayainvestasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
Sebelum masuk ke dalam NPV, sebelumnya haruslah dikenal apa itu PV. Hal ini karena dalam menghitung keuntungan biasanya diketahui dulu arus kas dalam sebuah program. Present value (PV) adalah arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus :
Suku bunga yang dipakai harus sejalan (satuan yang sama) dengan waktu arus kas. Bila waktu arus kas dalam satuan tahun, maka suku bunga juga dalam periode satu tahun, demikian pula bila waktunya dalam satuan bulan.
PV (present value) merupakan nilai sejumlah uang sekarang yang merupakan ekivalensi dari sejumlah cash flow tertentu pada periode tertentu dengan tingkat suku bunga tertentu. Fungsi ini berguna untuk menghitung nilai sekarang (present value) dari suatu deret angsuran seragam di masa yang akan datang dan suatu jumlah tunggal yang telah disama-ratakan pada akhir periode pada suatu tingkat bunga. Perbedaan utama antara fungsi PV dan NPV adalah: PV bisa digunakan pada awal atau akhir periode dari suatu aliran kas, PV mengharuskan semua nilai sama, sedangkan NPV nilai-nilai bisa bervariasi. Sedangkan Rumus dari NPV adalah :
NPV = PVinvestasi + PVpenerimaan
Atau
NPV = Ao + (A1 / (1 + r))
dimana :
Ao = nilai awal investasi
A1 = nilai penerimaan dari investasi
r = tingkat suku bunga yang relevan.
Sebagai contoh :
Suatu proyek dengan dengan investasi sebesar Rp. 7.000.000.000 dan tingkat bunga yang relevan sebesar 18%. Proyek ini diharapkan akan menghasilkan nilai sebesar Rp. 10.000.000.000. Maka berapakah besarnya net present value yang akan dihasilkan?
PVpenerimaan = 10.000.000.000 / ( 1 + 0.18 )1 = Rp. 8.474.000.000
Pvinvestasi = 8.000.000.000 / (1 + 0,18) 0 = 8.000.000.000
Maka Net Present Value yang dihasilkan adalah
NPV = Pvinvestasi + Pvpenerimaan
NPV = - 8.000.000.000 + 8.474.000.000 = Rp. 470.000.000
Arti perhitungan NPV
Langkah menghitung NPV:
1. Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,
2. Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
3. Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan.
Keunggulan NPV = menggunakan konsep nilai waktu uang (time value of money).
Maka sebelum penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas keluar.
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
2. Informasi terebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih) suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa produk lama akan “termakan” sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran,
3. Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka akan terjadi penghitungan ganda.
5.3 Future Worth Value
Future Worth atau nilai kelak adalah nilai sejumlah uang pada masa yang akan datang, yang merupakan konversi sejumlah aliran kas dengan tingkat suku bunga tertentu.
5.4 Annual Worth Value
Annual Worth atau nilai tahunan adalah sejumlah serial cash flow yang nilainya seragam setiap periodenya. Nilai tahunan diperoleh dengan mengkonversikan seluruh aliran kas ke dalam suatu nilai tahunan (anuitas) yang seragam.
5.5 Internal Rate Of Return
Internal Rate of Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang.
rumus:
IRR = lower discount rate + (NPV at lower % rate / distance between 2 NPV) * (Higher % rate - Lower % rate)
Contoh 1:
Sebuah proyek ini diharapkan memiliki Net Present Value dari $ 865 pada tingkat diskonto 20% dan NPV negatif dari $ 1.040 pada tingkat diskonto 22%. Hitung IRR.
Penyelesaian:
Jarak antara 2 NPV = 865 + 1040 = $ 1.905
IRR = + 20% (865 / 1905) * (22% - 20%) = 20,91%
Contoh 2:
Informasi berikut berhubungan dengan proyek investasi Venture Ltd:
Net Present Value (NPV) dengan biaya 25% dari modal: $ 1.714
NPV pada biaya 30% dari modal: ($ 2937) Hitung Internal Rate of Return.
Penyelesaian:
Jarak antara 2 NPV = 1714 + 2937 = $ 4.651
IRR = + 25% (1714 / 4651) * (30% - 25%) = 26,84%
Jika IRR lebih besar dari biaya modal, terima proyek tersebut.
Jika IRR kurang dari biaya modal, tolak proyek tersebut.
5.6 External Rate Of Return
Tingkat eksternal pengembalian adalah tingkat pengembalian di mana nilai sekarang dari serangkaian arus kas akan menjadi nol, di mana semua uang tunai mengalir dalam selama proyek tersebut diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian tambahan
http://sasongkotriananda.blogspot.co.id/2016/11/ekonomi-teknik-irr-dan-npv.html
https://kelincicoklatdiary.wordpress.com/2010/10/14/net-present-value-npv-dan-internal-rate-of-return-irr/
PENGENALAN INVESTASI PROYEK TENIK SIPIL
4. PENGENALAN INVESTASI PROYEK TEKNIK SIPIL
Investasi merupakan pembelian modal untuk barang produksi yang akan datang. Terdapat beberapa contoh dari bentuk investasi, diantaranya sebagai berikut :
§ Investasi Tanah = diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat pada masa depan.
§ Investasi Pendidikan = dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.
§ Investasi Saham = diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil kerja atau penelitian.
§ Investasi Mata Uang Asing = diharapkan investor akan mendapatkan keuntungan dari menguatnya nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang lokal
Dalam bidang teknik sipil investasi diterapkan dalam merancang, membangun atau merenovasi suatu proyek. Proyek ialah kegiatan yang penggunaan modal produksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sedemikian rupa sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) setelah suatu jangka waktu tertentu. Berdasarkan komponen kegiatan utama dan hasil akhirnya, proyek terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
Proyek Konstruksi. Hasilnya berupa pembangunan jembatan, gedung, jalan raya, dsb.
Proyek Industri Manufaktur. Kegiatannya mulai dari merancang hingga terciptanya suatu produk baru.
Proyek Penelitian dan Pengembangan. Melakukan penelitian dan pengembangan hingga terciptanya sebuah produk tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu produk, pelayanan atau suatu metode tertentu.
Proyek Padat modal. Suatu proyek yang memerlukan modal yang besar. Misalnya pembebasan tanah, pembelian dan pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi dsb.
Proyek Pengembangan Produk Baru. Merupakan gabungan dari proyek penelitian dan pengembangan dengan proyek padat modal.
Proyek Pelayanan Manajemen. Berhubungan dengan fasilitas nonfisik atau jasa dari perusahaan. Misalnya pengembangan sistem informasi perusahaan, Peningkatan produktivitas dari karyawan, dsb.
Proyek Infrastruktur. Penyediaan kebutuhan masyarakat luas dalam hal prasarana transportasi, Waduk, pembangkit listrik, instalasi telekomunikasi dan penyediaan sumber air minum.
Untuk membangun suatu Proyek diperlukan Dana sebagai bentuk Investasi yang bisa diambil dari berbagai Lending Agency (Bank), baik per-Bank-an Nasional dalam negeri maupun International- ADB, World Bank/Bank Dunia.
4.1 ANALISA PERMASALAHAN
Memperkirakan harga opsi merupakan permasalahan yang selalu terjadi dalam dunia, investasi proyek teknik sipil yaitu. Masalah investasi proyek adalah untuk perkiraan biaya variabel dalam produksi ketika biaya tetap ireversibel diinves atau dilakukan pada awal proyek. Oleh karena itu investasi proyek adalah masalah nilai awal ketika harga opsi masalah nilai akhir. Mulai dari pengamatan sederhana, kita memperoleh suatu formula variabel biaya sebagai fungsi analitis dari biaya tetap dan parameter lain. Ini adalah utama perbedaan antara teori analitis dan teori pilihan nyata, di mana numerik bergaya contoh kombinasi yang mungkin dari biaya tetap dan biaya variabel proyek digunakan dalam membahas kembali desain proyek yang lainnya. Ini teori analitis menyediakan lebih pemahaman yang tepat masalah investasi dalam lingkungan yang dinamis daripada pilihan nyata teori.
4.2 ANALISIS INVESTASI
Analisis investasi ini ditumpuk hanya aspek keuangan. Agar dapat melakukan, sebuah analisis investasi maka yang harus dihitung terlebih adalah kebutuhan investasi dan layakannya.
Menghitung kebutuhan investasi
Sebagai langkah awal melakukan analisis investasi terlebih dahulu harus mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam proyek atau usahayang akan dilaksanakan. Informasi itu terdiri dari kebutuhan Modal Investasi dan Modal kerja
Modal Investasi
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin
4. Perlengkapan kantor
5. Kendaraan
6. Lainnya (pengurusan legalitas)
Modal Kerja
1. Biaya bahan baku
2. Bahan pembantu
3. Upah tenaga kerja langsung
4. Gaji pegawai
5. Biaya umum (bukan penyusutan)
6. Biaya penjualan
7. Biaya umum
8. Penyusutan aktiva tetap
Yang selanjutnya klasifikasi modal kerja akan dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh banyaknya atau volume produksi seperti antara lain :
Biaya tenaga kerja tidak langsung (pegawai dikantor)
Bunga bank.
Biaya asuransi
Dana depresiasi atau penyusutan
Dan lain-lain
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya sangat tergantung pada banyaknya jumlah produksi barang unit. Seperti antara lain :
Bahan baku dan bahan pembantu
Upah tenaga kerja langsung
Dan biaya-biaya lain sesuai dengan rencana produksi.
Untuk mengetahui besarnya kebutuhan modal di atas maka perlu disusun alur proses produksi yang menunjukkan secara teknis kegiatan-kegiatan dalam pembuatan barang. Sehingga akan diketahui kebutuhan kapasitas mesin per satuan waktu yang diperlukan. Seperti jumlah unit per tahun (unit per jam).Kebutuhan jumlah tenaga kerja langsung, bahan baku dan lainnya yang diukur dalam satuan moneter (rupiah).
Menghitung kelayakah investasi
Dengan memperhatikan tingkat suku bunga yang berlaku dan proyeksi hargadan volume penjualan produk yang dihasilkan. Kelayakan investasi dapat dihitung dengan berbagai pendekatan.
Pay Back Period dan Break event point (BEP) adalah untuk menghitung tingkat total revenue sama degnan total cost (TR =TC).Tingkat BEP dapat dilihat dari segi jumlah produksi, lamanya waktu pengembalian biaya, dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Pada dasarnya BEP untuk mengetahui berapa lama investasi dapat kembali atau sering sebut dengan Pay Back
Net Present Value (NPV) adalah perhitungan kriteria investasi yang berasaldari net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunitycost of capital (SOCC) sebagai discount factor (df).
Internal Rate of Return (IRR). Perhitungan kriteria IRR adalah suatu tingkat discount rate yangmenghasilkan NPV sama dengan 0. Dengan demikian apabila hasilperhitungan IRR lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek tersebut feasible atau dapat dijalankan, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan dibawah SOCC proyek tidak feasible.
4.3 STUDI KASUS
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis
Referensi:
http://gambitxp.blogspot.co.id/2011/11/konsep-nilai-uang-terhadap-waktu.html
http://www.academia.edu/4116009/ANALISIS_INVESTASI
4.1 ANALISA PERMASALAHAN
Memperkirakan harga opsi merupakan permasalahan yang selalu terjadi dalam dunia, investasi proyek teknik sipil yaitu. Masalah investasi proyek adalah untuk perkiraan biaya variabel dalam produksi ketika biaya tetap ireversibel diinves atau dilakukan pada awal proyek. Oleh karena itu investasi proyek adalah masalah nilai awal ketika harga opsi masalah nilai akhir. Mulai dari pengamatan sederhana, kita memperoleh suatu formula variabel biaya sebagai fungsi analitis dari biaya tetap dan parameter lain. Ini adalah utama perbedaan antara teori analitis dan teori pilihan nyata, di mana numerik bergaya contoh kombinasi yang mungkin dari biaya tetap dan biaya variabel proyek digunakan dalam membahas kembali desain proyek yang lainnya. Ini teori analitis menyediakan lebih pemahaman yang tepat masalah investasi dalam lingkungan yang dinamis daripada pilihan nyata teori.
4.2 ANALISIS INVESTASI
Analisis investasi ini ditumpuk hanya aspek keuangan. Agar dapat melakukan, sebuah analisis investasi maka yang harus dihitung terlebih adalah kebutuhan investasi dan layakannya.
Menghitung kebutuhan investasi
Sebagai langkah awal melakukan analisis investasi terlebih dahulu harus mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam proyek atau usahayang akan dilaksanakan. Informasi itu terdiri dari kebutuhan Modal Investasi dan Modal kerja
Modal Investasi
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin
4. Perlengkapan kantor
5. Kendaraan
6. Lainnya (pengurusan legalitas)
Modal Kerja
1. Biaya bahan baku
2. Bahan pembantu
3. Upah tenaga kerja langsung
4. Gaji pegawai
5. Biaya umum (bukan penyusutan)
6. Biaya penjualan
7. Biaya umum
8. Penyusutan aktiva tetap
Yang selanjutnya klasifikasi modal kerja akan dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh banyaknya atau volume produksi seperti antara lain :
Biaya tenaga kerja tidak langsung (pegawai dikantor)
Bunga bank.
Biaya asuransi
Dana depresiasi atau penyusutan
Dan lain-lain
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya sangat tergantung pada banyaknya jumlah produksi barang unit. Seperti antara lain :
Bahan baku dan bahan pembantu
Upah tenaga kerja langsung
Dan biaya-biaya lain sesuai dengan rencana produksi.
Untuk mengetahui besarnya kebutuhan modal di atas maka perlu disusun alur proses produksi yang menunjukkan secara teknis kegiatan-kegiatan dalam pembuatan barang. Sehingga akan diketahui kebutuhan kapasitas mesin per satuan waktu yang diperlukan. Seperti jumlah unit per tahun (unit per jam).Kebutuhan jumlah tenaga kerja langsung, bahan baku dan lainnya yang diukur dalam satuan moneter (rupiah).
Menghitung kelayakah investasi
Dengan memperhatikan tingkat suku bunga yang berlaku dan proyeksi hargadan volume penjualan produk yang dihasilkan. Kelayakan investasi dapat dihitung dengan berbagai pendekatan.
Pay Back Period dan Break event point (BEP) adalah untuk menghitung tingkat total revenue sama degnan total cost (TR =TC).Tingkat BEP dapat dilihat dari segi jumlah produksi, lamanya waktu pengembalian biaya, dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Pada dasarnya BEP untuk mengetahui berapa lama investasi dapat kembali atau sering sebut dengan Pay Back
Net Present Value (NPV) adalah perhitungan kriteria investasi yang berasaldari net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunitycost of capital (SOCC) sebagai discount factor (df).
Internal Rate of Return (IRR). Perhitungan kriteria IRR adalah suatu tingkat discount rate yangmenghasilkan NPV sama dengan 0. Dengan demikian apabila hasilperhitungan IRR lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek tersebut feasible atau dapat dijalankan, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan dibawah SOCC proyek tidak feasible.
4.3 STUDI KASUS
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis
Referensi:
http://gambitxp.blogspot.co.id/2011/11/konsep-nilai-uang-terhadap-waktu.html
http://www.academia.edu/4116009/ANALISIS_INVESTASI
Langganan:
Komentar (Atom)